Buku ini ditulis Keith Jeffery, seorang profesor bidang sejarah dari Universitas Queen di Belfast. Untuk menyusun buku ini, Keith diberikan akses oleh M16 untuk menelusuri arsip mengenai Bond, sejak 1909 hingga awal Perang Dingin 1949.
Dalam cerita yang beredar, Bond melakukan misi meledakkan kapal-kapal dan masuk ke sarang Nazi yang saat itu menguasai Eropa dan Uni Soviet. Tentu saja aksi itu dilakukan dengan peralatan canggih intelijen di zamannya.
Buku ini juga mengungkap untuk pertama kalinya bahwa penulis kenamaan Inggris Graham Greene, W Somerset Muagham, dan Arthur Ransome, ternyata adalah agen M16.
Keith mengungkapkan, dirinya mendapat akses ke tempat khsusus penyimpanan arsip intelijen. Arsip-arsip itu memuat misi intelijen yang belum pernah diungkap ke publik sebelumnya.
"(Misi-misi) itu merupakan keberuntungan. Seperti tidak di wilayah musuh, namun seperti menaruh agen di negara asing saja," ujar Keith dalam peluncuran buku M16 setebal 810 halaman di Foreign and Commonwealth Office di London.
Salah satu agen, Bill 'Biffy' Dunderdale, merupakan teman dekat Ian Fleming, penulis novel-novel James Bond. Perempuan cantik serta mobil cepat pun dijadikan model bagi agen 007 itu dalam menjalankan misinya.
Jeffery mengungkapkan, agen-agen memiliki hak untuk membunuh yang kemudian dijadikan salah satu judul film Bond Licence to Kill. Terungkap, para agen terlibat dalam pembunuhan ilegal setidaknya dua orang dalam misinya.
Para agen juga melakukan pengeboman terhadap lima kapal dalam misi 'Operation Embrarass', sebuah kampanye untuk mematahkan semangat para pengungsi Yahudi yang hendak ke Palestina, wilayan yang ketika itu menjadi jajahan Inggris.
M16 juga terlibat spionase ke Amerika Serikat serta 'Free France' yang mengisahkan tentang perlawanan heroik Charles de Gaulle dalam Perang Dunia II.