Benda apa yang mengingatkan kita akan cinta?...,Sepasang Merpati ? Bunga ? Coklat ? Atau parfum pemberian kekasih ? Semua yang disebutkan tadi sah-sah saja menjadi simbol cinta pada pasangan masing-masing. Tapi, salahkah saya bila menyebutnya itu terlalu normatif atau standar. Mari saya ajak Anda semua ke Moscow, Rusia, untuk melihat ikrar cinta dalam bentuk yang unik.
Saban akhir pekan, tentunya di hari Sabtu dan Minggu jalanan kota Moscow selalu ramai oleh pemandangan limousine pengantin yang lalu-lalang. Warna-warni mobil mewah nan panjang ini pun bervariasi dari hitam, putih, hingga pink. Soal merk, lebih baik tidak perlu disebut, karena melihatnya saja sudah cukup membuat kita berdecak kagum. Bayangkan saja, Hummer versi limousine pun bak kacang goreng berkeliaran di kota ini.Namun saya tidak akan berbicara mengenai mobil pengantin. Sama sekali tidak. Keunikan tradisi pengantin baru di Moscow lah yang ingin saya ceritakan.
Usai melaksanakan akad nikah di gereja atau katedral, maka sepasang pengantin akan diarak ramai-ramai oleh kawan mereka menuju sebuah bukit yang terletak di seberang gedung Rektorat Moscow State University. Bukit Leninskie Gory namanya. Di bukit ini dibangun semacam trotoar yang lapang bagi para pengunjung. Dari sini kita bisa melepaskan pandangan melihat Moscow yang dipenuhi bangunan bersejarah dan tepat di bawah bukit ini terdapat Stadion Luzniky yang pernah digunakan saat Olimpiade tahun 1980 di Uni Sovyet kala itu.
Nah, dari puncak bukit Leninskie Gory pasangan pengantin selalu melepas sepasang burung merpati. Indah bukan membayangkan merpati-merpati yang terbang lepas menuju penjuru kota Moscow. Setelah itu, barulah sepasang pengantin berdansa mengikuti hentakan instrumen musik yang dibawakan kawan-kawannya. Suasana pun bertambah meriah manakala pengantin baru disoraki untuk mencium pasangannya. Wow, sungguh pemandangan yang seru.
Lepas dari bukit tadi, rombongan pengantin kemudian diarak menuju Jembatan Luzkhov, masih di kota Moscow. Nah, tibalah waktunya untuk saling berikrar menyatakan cinta pada pasangan masing-masing. Dan simbol cinta itu diwakili oleh sebuah gembok. Sekali lagi gembok. Loh kok bisa ? Ya, karena gembok-lah yang diyakini sanggup mewakili perasaan hati manakala telah bertaut. Untuk itu, pasangan pengantin akan mengukir nama mereka masing-masing di sebuah gembok yang telah dipilih untuk selanjutnya dikunci. Kunci gembok kemudian dilempar ke dalam sungai sebagai perlambang bahwa cinta sang pengantin yang telah bertaut takkan pernah lagi dapat dibuka dan abadilah cinta mereka. Romantis bukan…
Lantas kemana gembok-gembok yang telah dikunci ini akan ditaruh ? Ternyata Pemerintah Kota Moscow telah menyediakan beberapa pohon buatan yang sengaja ditanam di tengah jembatan. Pohon buatan ini terbuat dari besi yang berfungsi sebagai batang dan baja untuk dahannya. Bukan cuma satu, bahkan lima pohon terdapat di jembatan ini. Satu pohon saja sanggup digelayuti badannya oleh ribuan gembok. Bila telah penuh, maka pohon akan dipindahkan ke bagian taman dekat jembatan. Pohon buatan lain yang masih baru dan terlihat seolah meranggas karena belum digelayuti gembok, siap menggantikan keberadaan pohon lama.
Bagi pengantin lama tidak perlu khawatir. Mereka dapat mengenang kembali masa-masa indah awal pernikahan saat melintasi Jembatan Luzkhov dan mendapati gembok cinta yang masih utuh menggantung di pohon.
Tradisi gembok cinta sebenarnya tergolong baru pada masa pemerintahan Rusia, namun tak diketahui pasti kapan tepatnya. Hal yang mustahil didapat saat pemerintahan dikuasai rezim komunis. Barulah di masa keterbukaan seperti saat sekarang, mereka bisa bebas mengekspresikan ide dan cinta mereka. Dan semua itu terwujud dalam sebuah gembok. (ysd)