Sejak itu, ia bekerja di berbagai universitas. Pada tahun 1888 dalam usianya yang ke-43 dia diangkat sebagai mahaguru di bidang Fisika dan Direktur Lembaga Unicersitas Wurgurg. Tujuh tahun kemudian (tahun 1895) dia menemukan suatu penemuan yang sangat menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan, berupa sinar yang dapat menembus kulit, yang dinamakan Sinar X.
Penemuan itu sebenarnya suatu kebetulan. Pada hari itu tanggal 8 November 1895 Rontgen sedang mengadakan percobaan di laboratorium, yang disebut percobaan Sinar Katoda.
Sinar yang menuju layar ditutupnya rapat-rapat dengan karton hitam. Listrik dinyalakan. Dia sangat heran ketika di layar tampak cahaya yang memijar. Sebagai seorang ilmuwan, dia tahu kalau bentuk radiasi tak kelihatan sedang berlangsung dalam percobaannya. Listrik dimatikan. Cahaya dalam layar ikut padam. Karena hal ini merupakan suatu yang misterius, maka sinar itu kemudian dinamakan Sinar X.
Tertarik dengan kemisteriusan cahaya yang dirasakan memiliki sesuatu yang aneh ini, percobaan diteruskan. Mula-mula tangannya sendiri digunakan sebagai percobaan. Dilihatnya sinar menembus kulit sehingga tampak tulang-tulang jarinya.
Hasil percobaan yang dilakukan, akhirnya Rontgen mengambil kesimpulan bahwa : Sinar X dapat menembus (menerobos) berbagai benda yang tak tembus oleh cahaya biasa. Sinar X dapat menembus langsung daging, tapi berhenti pada tulang.
Penemuan lain yang diketemukan; bahwa Sinar X berjalan menurut garis lurus dan tidak terbelokan oleh medan magnet maupun medan listrik. Dengan demikian terbukti bahwa Sinar X bukanlah partikel yang bermuatan listrik.
Pada tahun 1901, Rontgen menerima hadiah Nobel untuk Fisika. Wilhelm Conrad Rontgen meninggal pada tahun 1923 di Munich, Jerman. Meninggalkan seorang istri dan seorang anak angkat.
Penemuan itu sebenarnya suatu kebetulan. Pada hari itu tanggal 8 November 1895 Rontgen sedang mengadakan percobaan di laboratorium, yang disebut percobaan Sinar Katoda.
Sinar yang menuju layar ditutupnya rapat-rapat dengan karton hitam. Listrik dinyalakan. Dia sangat heran ketika di layar tampak cahaya yang memijar. Sebagai seorang ilmuwan, dia tahu kalau bentuk radiasi tak kelihatan sedang berlangsung dalam percobaannya. Listrik dimatikan. Cahaya dalam layar ikut padam. Karena hal ini merupakan suatu yang misterius, maka sinar itu kemudian dinamakan Sinar X.
Tertarik dengan kemisteriusan cahaya yang dirasakan memiliki sesuatu yang aneh ini, percobaan diteruskan. Mula-mula tangannya sendiri digunakan sebagai percobaan. Dilihatnya sinar menembus kulit sehingga tampak tulang-tulang jarinya.
Hasil percobaan yang dilakukan, akhirnya Rontgen mengambil kesimpulan bahwa : Sinar X dapat menembus (menerobos) berbagai benda yang tak tembus oleh cahaya biasa. Sinar X dapat menembus langsung daging, tapi berhenti pada tulang.
Penemuan lain yang diketemukan; bahwa Sinar X berjalan menurut garis lurus dan tidak terbelokan oleh medan magnet maupun medan listrik. Dengan demikian terbukti bahwa Sinar X bukanlah partikel yang bermuatan listrik.
Pada tahun 1901, Rontgen menerima hadiah Nobel untuk Fisika. Wilhelm Conrad Rontgen meninggal pada tahun 1923 di Munich, Jerman. Meninggalkan seorang istri dan seorang anak angkat.