Kura-kura raksasa (Geochelone gigantea) itu menjadi salah satu primadona dalam pameran yang diikuti 32 peserta dari berbagai kota di Indonesia, Jumat hingga Minggu.
Selain kura-kura, pengunjung mal juga menyaksikan berbagai jenis ular dan kadal. Namun, kura-kura berumur sekitar 10 tahun dengan panjang tempurung sekitar 70 cm dan berbobot total mencapai 100 kg itu paling memikat.
Ia dapat bertahan hidup hingga 170 tahun. “Jenis ini bisa bertumbuh hingga panjangnya mencapai 1,2 m, dengan begitu beratnya juga bisa bertambah hingga menjadi 170 kg,” ungkap Tonny Wahyu, pemilik Toko Reptil Jakarta.
Tidak mudah menemukan binatang ini di Indonesia. Sepengetahuan Tonny, hanya sedikit orang yang berhasil mendatangkan kura-kura raksasa karena hewan ini memang tergolong langka.
Namun, karena masuk daftar Apendix 2, hewan ini boleh diperdagangkan asalkan berasal dari hasil penangkaran. Itu pun harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen komplet yang menjelaskan asal-usul kura-kura itu.
“Habitat aslinya kebanyakan dari Afrika dan Amerika Selatan, tetapi yang masuk ke Indonesia dari penangkaran di Amerika Serikat,” tutur Tonny.
Karena langka, harga pun mahal. Untuk ukuran tempurung 18 cm sekitar Rp 30 juta per ekor. Ukuran 70 cm di atas Rp 100 juta. Bahkan, usia di atas 15 tahun bisa seharga mobil mewah. “Ukuran 1,1 meter bisa Rp 600 juta per ekor,” ungkap Tonny.
Tak hanya kura-kura yang berharga selangit. Para kolektor ular juga harus menguras kantong. Sofian Sumada, dokter hewan di Surabaya, punya 10 ular berbagai jenis, termasuk boa constrictors asal Amazon, Amerika Selatan.
Bayi ular jenis ini bisa berharga Rp 15 juta hingga Rp 30 juta. “Saat dewasa, harganya tak ada patokan yang pasti, bisa bermacam-macam. Pernah ada yang membeli (ular) jenis ini Rp 75 juta,” tutur Sofian. (ytz)